Kegiatan ‘Kemah Sengsara’ Digelar Anggota Gudep SMP Gunung Sari Estate Angsana

0
156
Batulicin,wartatanbu.co.id – Gugus Depan Pangkalan SMP GUNUNG Sari Estate (GSE) melaksanakan Kemah Pelantikan Tamu Galang menjadi anggota yang berlangsung 13-15 Oktober 2022.
Kegiatan rutin tahunan ini biasa dilaksanakan dan diberi nama “Kemah Sengsara”.
Hal ini bukan tanpa alasan karena memang letak keberadaan sekolah ini cukup jauh dari perkampungan dan berada dalam lingkungan perkebunan kelapa sawit.
Kegiatan ini resmi dibuka oleh Ketua Kwarran Angsana Kak Riri, dan didampingi Ketua Mabigus SMP GSE Kak Mumuh, serta para Kakak-kakak Pembina Pramuka diantaranya Kak Yunus dan Kak Wayan.
Walaupun hujan deras mengguyur dalam pelaksanaan upacara pembukaan, namun hal itu menyurutkan semangat para peserta.
Menurut Ketua Kwarran Angsana Kak Riri, meskipun keberadaan sekolah ini agak terpencil dan sedikit didalam, namun tidak menjadi halangan untuk berkegiatan dan mencetak prestasi.
Kak Mumuh sebagai Mabigus juga menyampaikan bahwa kegiatan ini baru dilaksanakan kembali tahun ini setelah dia tahun tidak dilaksanakan karena adanya wabah Covid 19 yang melanda seluruh dunia.
Setelah upacara pembukaan yang dilaksanakan pada pukul 16.00 Wita di Bumi Perkemahan GSE, peserta yang berjumlah 30 orang akan mengikuti berbagai kegiatan, seperti materi-materi kepramukaan, kegiatan keagamaan, cerdas cermat, lomba yel-yel, lomba masak, lomba PBB, api unggun dan pentas seni. Nantinya kegiatan perkemahan ini akan ditutup dengan upacara penutupan.
Hadir juga dalam kegiatan ini kakak-kakak alumnus yang tergabung dalam Kelompok Tunas Muda atau lebih akrab dikenal sebagai Team Hore. Kak Zukifli dari Tunas Muda juga menitipkan pesan kepada adik-adik Pramuka, “jadilah Pramuka yang berdaya juang tinggi, mandiri, dan bertanggung jawab, tepati selalu Tri Satya dan Dasa Dharma yang merupakan pegangan dan pedoman seorang anggota Pramuka.
Ditempat terpisah Sekretaris Kwarran Angsana Kak Eryk Setyawan juga menyampaikan bahwa seorang Pramuka jangan hanya menghafal Tri Satya dan Dasa Dharma saja, tetapi juga dituntut untuk memahami makna dari masing-masing Dharma dan menjadikannya sebagai pedoman untuk bertingkah laku dalam kehidupan sehari-hari. (Sp/wtol).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here