TANAH BUMBU,WARTATANBU.CO.ID – Salah satu fokus kegiatan Program Corporate Social Responsibility(CSR) bidang kesehatan yang dilaksanakan PT Borneo Indobara (BIB) adalah upaya penanggulangan stunting di wilayah operasional perusahaan.
Senior Manager CSR PT Borneo Indobara, Dindin Makinudin mengungkapkan, sebagai upaya menekan angka kasus stunting khususnya diwilayah ring 1, perusahaan telah malakukan langkah langkah inisiatif penanggulangan stunting.
Dindin menyebutkan,berdasarkan data yang ada, jumlah kasus stunting yang ada di ring 1 perusahaan berjumlah 163 kasus yang tersebar di 20 desa.
“Pengentasan stunting inikan program nasional, sehingga acuan kita mengikuti target prevalensi stunting pemerintah sebesar 14 persen ditahun 2024,”terang Dindin,Rabu (18/10/23).
Lebih jauh dikatakan, berdasarkan hasil penelusuran tim yang dilakukan terhadap sejumlah kasus stunting di sejumlah desa lingkar tambang perusahaan diperoleh data bahwa faktor gizi buruk bukan menjadi satu satunya penyebab stunting namun juga dipengaruhi oleh pola asuh orang tua.
Untuk itu lanjut Dindin, penanganan prevalensi stunting, selain pemberian makanan tambahan (PMT) juga dilakukan edukasi kepada para orang tua dan para calon orang tua.
“Ternyata setelah ditelusuri oleh tim kami, ditemukan bahwa faktor pola asuh anak turut memberi andil, artinya tidak jarang karena kesibukan orang tua akhirnya gizi anak terabaikan. Misal anak diititipkan di pengasuh yang tidak terlalu memperhatian asupan gizi anak dan sebagainya,”imbuhnya.
Untuk itu melalui sosialisasi,edukasi dan promosi kesehatan ibu dan anak ini ia berharap mampu menumbuhkan kesadaran para orang tua utamanya memperhatikan kebutuhan gizi anak di 1000 hari pertama kelahiran.
Seperti diketahui, salah satu dampak akibat kurang asupan gizi juga menyebabkan tingkat kecerdesan anak akan menurun.
PT BIB dalam hal ini tengah melakukan pencegahan stunting tidak saja bagi anak yang sudah lahir namun juga edukasi kesehatan bagi ibu hamil dan pasangan usia subur.
“Yang kami lakukan saat ini giat giatnya melakukan edukasi,sosialisasi,juga promosi kesehatan. Dan ditahun 2024 lebih gencar lagi,” pungkas Dindin. (Al/wtol).