BATULICIN,Netwarta.id – Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Tanah Bumbu bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Selatan menjalin kerjasama Publikasi terkait Gender dan anak.
Adapun kerjasama tersebut terkait penyajian data gender dan anak yang diperoleh melalui Survei Sosial Ekonomi Nasional, Survei Angkatan Kerja Nasional, dan lainnya.
Tim dari BPS Provinsi terdiri dari Fungsi Statistik Sosial dengan Fungsi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik.
Dalam rapat konsultasi yang dilaksanakan di Kantor BPS Provinsi Kalsel belum lama tadi membahas ketersediaan data dan validasi data Susenas dan lainnya.
Dalam rapat tersebut dibahas pula validasi data untuk disajikan pada tingkat kabupaten (dilihat dari RSE-nya) pada outline penyusunan publikasi yang telah disusun oleh BPS Kabupaten Tanah Bumbu.
Beberapa materi publikasi antara lain Gambaran Umum Pembangunan Gender, Situasi Gender pada Bidang Kependudukan, Ketenagakerjaan, Kesehatan, Pendidikan, Pembangunan Berwawasan Gender, dan Profil Anak.
Berdasarkan data kependudukan dan ketenagakerjaan BPS juga belum menemukan data pekerja anak.
“Data pekerja anak diperoleh dari Sakernas, tetapi terbatas pada kelompok umur 10-17 tahun saja, kemudian untuk jumlah penduduk per kecamatan datanya dapat diperoleh dari disdukcapil,”terangnya.
Seringkali terdapat perbedaan data antara jumlah penduduk dukcapil dan BPS sehingga diperlukan ketelitian untuk mencantumkan sumber dan narasiya.
IDG kemungkinan akan tergantikan oleh Indeks Ketimpangan Gender. Indeks Ketimpangan Gender kemungkinan rilis bulan Juli.Â
Di akhir Juni akan ada sosialisasi terkait perhitungan indeks tersebut dengan peserta BPS Provinsi dan Bapedda.
Untuk AMH masih ada di Statistik Kesejahteraan Rakyat namun dipersilakan jika sudah tidak menarik lagi tidak masalah jika tidak digunakan. Di IPM pun sudah tidak menggunakan Angka Melek Huruf lagi.
Untuk data santri BPS Kab. Tanah Bumbu akan mendata secara langsung.
Setiap tahun teman-teman di Neraca sudah dimintakan data boarding school sebagai faktor koreksi.
Untuk angka kesakitan sudah dibagi menurut jenis kelamin dan tersedia pada Statistik Kesejahteraan Rakyat. Namun, mohon diperhatikan kembali RSE nya.
ASI Eksklusif, Hak Sipil Anak, Sekolah Ramah Anak bisa dimasukan sebagai tambahan. Teknologi: Persentase yang mengakses internet selama 3 bulan terakhir. Rasio jenis kelamin dapat ditampilkan pada Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur.
Perkawinan anak dapat menjadi perhatian khusus, jika data tersedia. Begitu juga dengan Kekerasan terhadap Anak dan Perempuan dapat diperjelas menurut jumlah, lokasi kejadian, dan bentuk kekerasannya. (Rel)
Terkait
